Rekaman video di China tentang seorang gadis dua tahun yang ditabrak mobil van dan diabaikan orang-orang yang lewat telah memicu kemarahan setelah diposting di internet. Gambar video tentang insiden di kota Foshan, Provinsi Guangdong, itu memperlihatkan gadis itu ditabrak sebuah mobil van di sebuah jalan sempit. Bukannya berhenti, van itu hanya sempat melambat, lalu kembali melaju. Ban belakangnya kembali menggilas gadis malang itu. Bocah tersebut dibiarkan berlumuran darah di tengah jalan.
Sejumlah pelintas, menurut BBC, 18 orang, baik yang berjalan kaki, bersepeda, maupun bermobil, membiarkan gadis bernama Yueyue yang menderita luka yang parah itu tergeletak. Mereka sama sekali tak tergerak untuk menolongnya. Tak berakhir di situ, sebuah truk yang masuk ke jalan itu juga melindas bocah yang sudah terkapar itu.
Seorang perempuan, yang merupakan orang ke-19 yang lewat, akhirnya menarik bocah malang itu ke sisi jalan sebelum ibunya, seorang pekerja migran di kota itu, berlari ke lokasi kejadian untuk mengangkat anak tersebut.
Bocah itu, yang di media online disebut bernama Yue Yuem, berada dalam kondisi koma di rumah sakit. Demikian menurut laporan kantor berita Xinhua menyusul insiden pada 13 Oktober itu. China Daily, harian resmi negara China yang berbahasa Inggris, mengatakan, gadis itu dinyatakan telah mengalami "mati otak" dan bisa meninggal kapan saja.
Dua sopir yang melindas gadis itu telah ditangkap. Namun, para pengguna internet telah membanjiri microblogs. Mereka mengecam sikap apatis orang-orang yang membiarkan anak itu sekarat.
Booming ekonomi China dan kesenjangan yang menganga antara yang kaya dan miskin telah membuat perubahan nilai-nilai sosial menjadi topik perdebatan. Sejumlah orang meratapi apa yang mereka lihat bahwa materialisme telah menggantikan moral.
Ayah Yueyue, Wang, kepada televisi China mengatakan, "Yueyue sangat menyenangkan. Jika saya bertengkar dengan ibunya dan jika ibunya menangis, dia akan memberi tahu kami untuk tidak menangis, ia selalu berusaha untuk menghibur kami. Saya hanya berharap anak saya akan sadar dan memanggil saya Papa lagi."
Di layanan microblog China, Sina Weibo, seorang pengguna menyebut insiden itu "memalukan orang-orang China". Pengguna lain, yang bernama Xiaozhong001, menulis, "Sesungguhnya, ada apa dengan masyarakat kita? Saya melihat kejadian ini dan hati saya jadi beku. Setiap orang perlu melakukan pencarian jiwa untuk mengakhiri sikap tak acuh semacam ini."
Banyak orang di China jadi ragu-ragu untuk membantu orang yang tampaknya sedang dalam kesusahan karena khawatir mereka akan disalahkan. Dalam sejumlah kasus yang mendapat perhatian, orang Samaria yang baik justru harus membayar denda besar kepada individu yang mereka ingin bantu.
Sumber :
dailymail.co.uk