1. Craig McDean
Gaya: Hiper-realisme adalah istilah untuk lukisan, namun gaya ini diterapkan dengan baik ke dalam visual foto. Ia lebih sering bekerja di studio menghasilkan foto yang kaya warna dan gradasi cahaya yang indah.
Klien: Majalah Interview, Vogue Amerika, Vogue Italia, W, ck Calvin Klein, Dior, Estee Lauder, Gap, Oscar de la Renta, St. John, Tommy Hilfiger.
2. David Sims
Gaya: Banyak menampilkan foto di studio dengan latar warna kelabu, cenderung seperti awan dengan tekstur grainy (berpasir). Sarat akan elegansi yang rileks. Model yang difoto pun terlihat 'hidup' dan tidak berpose. Cenderung minimalis namun tetap memanjakan mata.
Klien: Vogue Paris, Vogue Amerika, Alexander McQueen, Chloe, Esprit, Jil Sander Navy, Miu Miu, Valentino, Zara.
3. Inez van Lamsweerde & Vinoodh Matadin
Gaya: Fokus terhadap gaya foto profil tang menampilkan banyak gerakan dan pose aneh yang unik. Spontanitas yang glamor menjadikan mereka duo fotografer yang dicari banyak selebriti. Mereka juga sangat selektif memotret orang yang difoto dan tidak mau memotret model di bawah umur 18 tahun.
Klien: Majalah Vogue Paris, Vogue Japan, V, W, Balmain, DKNY, Donna Karan, Juicy Couture, Lanvin Men, Isabel Marant, Jean Paul Gaultier, Nina Ricci, Yves Saint Laurent.
4. Mario Testino
Gaya: Fotonya banyak menampilkan sebuah setting, entah itu lokasi maupun era tertentu. Tidak pernah menampilkan gaya foto yang ekstrim yang direka ulang photoshop, sehingga banyak menampilkan warna asli yang segar dan effortless. Cocok bagi para artis Hollywood yang ingin membuat portfolio.
Klien: Majalah Allure, GQ, V, Vogue Amerika, Vogue UK, Burberry, D&G, Lancome, Stefanel, Michael Kors, Versace.
5. Mert Alas & Marcus Piggott
Gaya: Drama, glamor, permainan warna dan photoshop adalah bidang mereka. Tidak heran banyak dicari oleh para pengiklan yang senang menampilkan warna dalam iklannya. Sering dinilai sebagai karya seni karena perpaduan warna dan pemandangan yang absurd.
Klien: Majalah Interview, LOVE, Vogue Paris, W, Calvin Klein, DSquared, Giorgio Armani, Givenchy, Gucci, Miu Miu, Stella McCartney, Tom Ford.
6. Patrick Demarchelier
Gaya: Foto studio yang khas dengan permainan cahaya gelap terang ala lukisan kuno. Fotografer lawas yang banyak bermain dengan komposisi warna dan bidang, menampilkan nuansa elegan yang 'mahal' dan tertata rapi. Tidak heran banyak majalah mengincarnya untuk memotret busana haute couture.
Klien: Majalah Allure, Teen Vogue, Vogue Russia, Vogue Amerika, Ann Taylor, Carolina Herrera, Calvin Klein, Donna Karan, Harry Winston, H&M, Piaget.
7. Steven Klein
Gaya: Gelap, absurd, sadis, kaku, dan banyak menampilkan komposisi model berjejer, berakting dan berinteraksi. Cenderung suram namun memiliki identitas yang mutlak. Tak ada elemen glamor, hanya unsur dingin dan drama tingkat tinggi.
Klien: Majalah Interview, Vogue Amerika, Vogue Italia, V Man, Vogue Hommes Japan, W, Akris, Calvin Klein, Dior, Dolce & Gabbana, Emporio Armani, Roberto Cavalli.
8. Steven Meisel
Gaya: Setting drama, sarat akan detail, hingga pose model yang tertata rapih dan cenderung berbeda adalah ciri khasnya. Dalam membuat konsep, fotografer yang satu ini paling cepat beradaptasi dengan keadaan terkini dan selalu berani bereksperimen dengan sebuah alur cerita tertentu.
Klien: Vogue Italia, Vogue Amerika, W, Balenciaga, Calvin Klein, Dior, Jimmy Choo, Lanvin, Louis Vuitton, Prada.
9. Terry Richardson
Gaya: Porno, kasar, dengan setting cahaya yang khas, yakni over (terlalu terang). Model cenderung hanya berada di depan latar putih polos dengan ekspresi terbelalak atau melakukan pose yang cenderung tidak senonoh. Dirinya sendiri juga banyak tampil bugil di majalah fashion manapun.
Klien: Majalah Purple, Harper’s Bazaar US, i-D, Candy, V Man, Aldo, Blumarine, H&M, Mango, Sisley, YSL Beauty.