Seorang pemulung bernama Ahmad Zaini, 20, asal Situbondo, Jawa Timur dikejutkan dengan temuan tiga kotak emas dari tumpukan sampah, Sabtu lalu. Pemulung ini kemudian memilih untuk melaporkan ke bosnya daripada diambil sendiri.
Ahmad Zaini beserta tiga orang temannya bekerja ditempat pengelola sampah secara swakelola yakni Depo Artha Ayu yang berada di Jalan Kendedes Ubung Kaja Denpasar. Sampah swakelola ini milik seorang warga bernama Made Raka Wirata. “Anak buah saya menemukan tiga kotak emas ini sekitar seminggu lalu setelah Galungan,” kata Made Raka Wirata, ditemui NusaBali di depo pengelolaan sampah miliknya, Kamis.
Saat itu kata dia, dirinya sedang makemit di Pura Dalem Alas Arum Banjar Batur, Desa Adat Ubung, Denpasar Barat. “Jadi hari Sabtu itu, saya didatangi tenaga saya (pegawai), dia menunjukkan tiga kotak yang dibilang ada isinya emas,” ujar Made Raka yang tinggal di Jalan Karya Makmur Denpasar ini. Saat dibuka dan disaksikan oleh banyak warga, tiga kotak itu ternyata benar berisi emas asli dalam bentuk cincin, gelang, keris dan beberapa bentuk lainnya.
Kepada dirinya, anak buahnya bercerita saat itu Zaini hendak memilah sampah-sampah yang dipungut dari warga. Saat pemilahan tersebut, Zaini yang baru satu bulan bekerja ini dikejutkan dengan tiga kotak emas dan beberapa diantaranya isinya berceceran diantara tumpukan sampah. Melihat hal itu, dia berinisiatif untuk mengambil dan memberikan kotak itu kepada bosnya, Made Raka Wirata. “Setelah itu, saya lakban tiga kotak ini sampai penuh, kemudian saya minta tanda tangan penemunya. Ini saya lakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, juga untuk mengamankan anak buah saya biar tidak dikira dapat dari mana,” urainya.
Kotak yang besarnya dua kali bungkus rokok ini kemudian disimpan selama tiga hari sembari menunggu pemiliknya. Selama tiga hari, perhiasan emas ini disimpan di pura biar aman, terlebih saat itu Made Raka juga sedang makemit di pura tersebut. Setelah tiga hari, akhirnya ada seorang warga bernama Desak Putu Urati, yang bertanya mengenai keberadaan kotak yang diakuinya berisi emas. Setelah dipastikan kalau pemiliknya adalah yang bersangkutan, maka perhiasan itu diserahkan kepadanya. Pemilik perhiasan itu mengaku teledor dengan menaruh perhiasan itu di bak kecil yang kemudian lupa dimasukkan ke tempat sampah.
“Pemiliknya sempat mau memberikan perhiasan itu sebagai imbalan, tapi saya tolak, karena kami tulus,” ungkapnya. Namun atas inisiatif sendiri pemilik perhiasan ini, kemudian memberikan uang kepada para pemulung yang bekerja di depo ini serta sembako. “Saya juga sudah bilang, kalau mau mengasih imbalan jangan ke saya, tapi kasih anak-anak saja (pegawai),” ungkapnya. Ahmad Zaini ditemui di tempat yang sama mengatakan awalnya dia curiga dengan sebungkus plastik kecil namun sangat berat. Setelah dituang ternyata isinya adalah perhiasan emas. Saat ditanya sempat punya pikiran untuk menyimpannya? “Tidaklah, tidak ada,” katanya polos. Dia mengaku diberikan imbalan Rp 500 ribu serta sejumlah sembako. Selain dirinya, beberapa temannya yang bekerja ditempat ini juga diberikan imbalan serupa. Pemilik perhiasan saat dikonfirmasi via ponsel, Desak Putu Urati, mengatakan karena keteledorannya, perhiasan itu sempat raib. Mengetahui perhiasannya hilang, dia sempat kebingungan, bahkan bakal menerjunkan ratusan orang untuk mencari perhiasan itu di TPA Suwung. Pasalnya perhiasan itu adalah perhiasan peninggalan. Namun sehari sebelum menerjunkan ratusan orang untuk mencarinya, dia mendapat informasi kalau ada pemulung yang bekerja di temat pemilahan sampah yang menemukannya. “Nilainya ya sekitar Rp 300-an juta,” katanya singkat.
Dia enggan menyebut berapa ia mengasih imbalan kepada para pemulung tersebut. Namun dia sudah memberikan sesuatu serta sejumlah sembako juga. Kejujuran seorang pemulung bersama pengelola sampah mendapatkan apresiasi dari Pemkot Denpasar. Kabar mengenai kejujuran ini sudah menyebar di masyarakat. Selain dinilai bisa membantu pemerintah dalam menjaga kebersihan lingkungan, pengelola sampah ini juga telah memberikan pelajaran tentang sikap kejujuran. “Dengan kesadaran sendiri pengelola depo yakni Made Raka dan anak buahnya mengembalikan perhiasan emas kepada pemiliknya Desak Putu Urati yang tinggal di Perumahan Jalan Tunggul Ametung. Sikap kejujuran ini mampu berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap depo pengolahan sampah yang berada di wilayah Desa Ubung Kaja,” kata Walikota Denpasar IB Dharmawijaya Mantra melalui Kasubag Pemberitaan Humas Dewa Gede Rai, Kamis. Depo yang didirikannya tahun 2003 ini memiliki empat orang tenaga pengangkut dan pemilah sampah, serta satu truk pengangkut sampah. Selama 11 tahun depo ini telah melakukan pengangkutan sampah beberapa desa seperti di Dusun Mertagangga, Dusun Tegal Kangin, Pasar Adat Poh Gading, hingga sampai Pasar Burung Satria.
SUMBER