Hampir setiap pasangan menikah ingin memiliki anak. Ada pasangan yang dalam beberapa bulan pernikahan sudah mengandung, namun ada pula yang harus menunggu hingga bertahun-tahun, bahkan belum juga memiliki anak di usia pernikahan yang menginjak satu dekade.
Banyak hal yang bisa menghalangi pasangan untuk mempunyai anak; bisa karena wanita yang alergi sperma, rendahnya kualitas sel telur atau sperma yang tidak efektif. Sekitar 1 dari 10 pasangan yang sulit punya anak, diperkirakan faktor pria berkontribusi 30 persen dari kasus-kasus yang terjadi.
Meskipun pria bisa memproduksi jutaan sel sperma per hari (dibandingkan dengan 300-400 sel telur yang diproduksi wanita selama hidupnya), namun sel-sel tersebut sangat rentan menjadi 'rusak'. Banyak faktor luar yang bisa memengaruhi kesehatan sperma, dan karena sel sperma butuh sekitar 75 hari untuk 'dewasa' dan siap membuahi, sedikit saja kerusakan bisa berakibat pada kemandulan --baik itu sementara atau seumur hidup.
Faktor-faktor apa saja yang bisa membunuh sperma? Seperti dilansir Health, ini dia jawabannya.
1. Suhu yang Terlalu Panas
Menurut Hal Danzer, MD, seorang spesialis masalah kesuburan asal Los Angeles, jika temperatur testis naik hingga 98 derajat, produksi sperma bisa terhenti dan dampaknya bisa terjadi hingga beberapa bulan. Salah satu hal yang bisa membuat suhu testis naik adalah berendam dalam air panas. Temperatur yang tinggi tidak baik untuk testis, dan berdasarkan studi yang diterbitkan pada 2007, berendam selama 30 menit di Jacuzzi atau bak panas bisa menurunkan produksi sperma sementara.
"Karena sperma butuh waktu lama untuk dewasa, maka produksi bisa kembali pulih dalam jangka waktu tiga, enam bahkan hingga sembilan bulan," jelas Paul Shin, MD, urologist di Washington, D.C.
2. Demam Tinggi
"Saat ada pasien pria mengeluhkan masalah kesuburan tapi berdasarkan pemeriksaan, air maninya dalam kondisi bagus, maka pertanyaan pertama yang akan saya ajukan adalah, 'Apakah Anda pernah sakit dalam tiga bulan terakhir?'" kata Kurt Wharton, MD, ahli kesuburan dari San Fransisco.
Demam tinggi juga bisa menaikkan suhu tubuh, yang artinya memberi dampak pada menurunnya produksi sperma. Konsentrasi terbentuknya sperma bisa menurun hingga 35 persen, selama orang tersebut mengalami demam.
3. Laptop
Komputer laptop juga menjadi salah satu faktor penyebab terganggunya sistem reproduksi pria. Menurut para peneliti di State University of New York, ada korelasi langsung antara penggunaan laptop dan kenaikan suhu pada area scrotum. Banyak pria terbiasa menggunakan laptopnya dengan cara dipangku. Ternyata kebiasaan ini bisa dapat mengurangi kesuburan. Para peneliti dalam studi bernama 'Fertility and Sterility' mencatat bahwa pemanasan skrotum lebih dari 1,8 derajat sudah cukup mengakibatkan kerusakan pada sperma.
4. Celana Dalam yang Terlalu Ketat
Pria yang sering memakai celana dalam terlalu ketat juga bisa menurun produksi spermanya, meskipun dampaknya tidak terlalu signifikan. Untuk itu, Dr Wharton menyarankan untuk lebih sering mengenakan boxer daripada celana dalam.
"Boxer lebih aman dari celana dalam. Tidak disarankan juga memakai celana olahraga ketat dalam waktu yang lama," tambah Dr Wharton.
Ia menjelaskan, semakin sempit celana yang dikenakan pria, akan semakin kecil pula 'lingkungan' yang memberi kesempatan tubuh untuk memproduksi sperma.
5. Telepon Seluler
"Sebuah studi yang dilakukan pada 2008 menemukan bahwa pria dengan tingkat intensitas pemakaian ponsel yang tinggi (lebih dari empat jam per hari), jumlah spermanya jauh lebih sedikit dan pergerakan sperma juga lebih lambat," jelas Dr Shin.
Untuk mengurangi eksposur radiasi, Dr Shin menyarankan para pria untuk menyimpan ponsel mereka di dalam tas, tidak di kantong celana. Namun, karena studi tentang pengaruh ponsel terhadap kualitas sperma masih sangat sedikit, beberapa dokter kurang setuju dengan pernyataan tersebut.
6. Obesitas
Obesitas kerap diasosiasikan dengan peningkatan produksi hormon wanita (estrogen), tapi di sisi lain bisa menurunkan jumlah sperma. Menurut Daniel A. Potter, MD, dari Huntington Reproductive Center di California, masalah berat badan ini juga menyebabkan disfungsi seksual dan kemandulan.
Dibandingkan dengan pria dengan berat badan normal atau berlebih, pria obesitas memiliki jumlah sperma yang lebih rendah dan fungsi testisnya juga berkurang. Namun berdasarkan studi yang dilakukan World Health Organization, hal itu hal itu hanya terjadi pada pria dengan tingkat obesitas yang sudah akut.
7. Rokok dan Minuman Beralkohol
"Rokok, alkohol dan ganja bisa merusak fungsi seksual," ujar Dr Potter.
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan bisa membawa dampak buruk pada kualitas dan produksi air mani, sementara rokok bisa merusak motilitas sperma. Sejumlah studi juga menunjukkan bahwa menghisap rokok bisa merusak DNA sperma dan meningkatkan risiko disfungsi ereksi.