Ada
yang menarik yang mungkin baru saya sadari beberapa waktu kemarin,
terutama saat beberapa waktu yang lalu berita tentang penampakan hantu
kuntilanak beredar di masyarakat sekitar. Yang ingin saya bahas disini
adalah bagaimana adanya ketimpangan dari kondisi hantu kita dan hantu
luar. Malahan, sangat jauh berbeda jika dilihat dari segi fashion.
Berikut penjabarannya:
Kita mulai dari Eropa, kita kenal DRAKULA.
Siapa yang tidak mengenal Hantu Drakula. Sebagai Hantu ‘terkenal’ di Eropa, Drakula biasa digambarkan atau dikenal dengan cirri khasnya memakai jas mewah, rambut rapi, berpendidikan & tinggal di kastil megah. Sosoknya pun sangat ditakuti.
Lain lagi dengan cerita Vampir.
V ampir (Cina)
Hantu asal Cina ini sangat terkenal di kawasan Asia dengan cirri khas memakai baju adat bangsawan Cina, kalung dan giok, tinggal di kuil atau istana.
Nah, coba kita bandingkan dengan Hantu Indonesia. Yang paling ditakuti adalah Kuntilanak.
Kuntilanak (Indonesia)
Hantu khas Indonesia ini sangat terkenal dan ditakuti di Indonesia karena suaranya, tetapi lihat tampilannya: pakai daster putih oblong, lingkaran mata hitam (tanda kurang tidur dan muka pucat karena jarang makan) rambut panjang tidak terurus, tinggal di gudang-gudang tua, pepohonan atau lorong-lorong gelap.
Jika
ingin dilihat lebih jelas, bisa bandingkan lebih lanjut dengan Tuyul
(anak kecil cuma pakai celana dalam), atau pocong (kain putih lalu
diikat tali raffia)
Tuyul (Indonesia)
Pocong (Indonesia)
Poinnya
disini adalah ‘budaya mencerminkan bangsa’. Dari segi Hantu saja kita
bisa melihat kondisi masyarakat Indonesia lho... Dan tampaknya, (hantu)
Indonesia susah untuk bersaing di kancah dunia. Hehehe… Dan dari
perbandingan fashion para Hantu tersebut, dapat saya simpulkan bahwa
“Jika yang sudah mati (hantu) saja seperti itu, bagaimana yang hidup?? HAHHAAA…”