Pages
▼
Realitas Para Sarjana Sekarang
Bersyukur sekali jika kita masih di berikan Allah SWT alat pendengaran yang masih berfungsi dengan baik karena setiap detiknya kita bisa mendapatkan informasi secara gratis. Asalkan kita mau mendengarkan telah dapat dipastikan bahwa kita akan mendapatkan informasi sebab Mendengar merupakan salah satu cara untuk memperoleh informasi yang bermanfaat.
Miris! Kisah Anak-Anak Indonesia di Perbatasan
Siapa yang tidak mengenal Jakarta ? Semua orang Indonesia tahu itulah Ibukota Negara Indonesia. Ibukota yang kian memanas dengan perebutan kursi DKI 1. Namun itu tidak selamanya berlaku, jangan coba-coba bertanya di mana letak Jakarta yang menjadi Ibu kota Negara Indonesia kepada anak-anak Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia yang orangtuanya bekerja di sektor perkebunan. Sudah pasti dengan kepolosan mereka akan menjawab tidak tahu. Maklum saja di Tawau, yang hanya berjarak 30 menit dari Pulau Sebatik, Nunukan, Kaltim, SD tempat mereka sekolah ternyata tidak memiliki peta Indonesia. Bahkan lebih parah lagi, anak-anak SD Indonesia ini dalam setiap upacara lebih dulu menyanyikan lagu kebangsaan Malaysia, kemudian Negara Bagian Sabah, baru giliran menyanyikan lagu Indonesia Raya. (Kita perlu menarik nafas panjang setelah membaca kalimat tersebut. Seandainya WR Supratman sebagai pencipta lagu Indonesia Raya masih hidup akan tertunduk lesu mengetahui kabar ini).
Ini Kisah Tentang Kejamnya Jakarta
Saya besar dan lahir di Jakarta. Ibukota yang menjadi tumpuan banyak orang mengadu peruntungan nasibnya. Banyak orang bilang ibukota sangat kejam. Ia akan melibas siapapun yang tak punya cukup nyali dan mental yang tangguh. Kriminalitas dimana-mana. Berjalan kaki, naik mobil, naik motor, tak ada bedanya, tak ada jaminan bisa selamat. Semua punya peluang menjadi korban. Entah itu korban kejahatan dari pelaku kriminal atau korban kecelakaan akibat ketidakdisiplinan.
Cerita Nestapa Anak-anak Jermal di Selat Malaka
Setiap kali melihat atau makan ikan teri nasi atau ikan teri medan yg terkenal enak itu, saya selalu teringat nasib anak2 buruh jermal, Ikan teri medan itu terkenal dan harganya mahal. Sekitar 150-200 ribu/ kg. Ikan teri itu diperoleh dari hasil tangkapan di selat malaka, Tapi tahukah kita bahwa dibalik kenikmatan ikan teri itu ada sejuta keperihan dan penderitaan para anak2 yg dipaksa jd buruh jermal
Kisah Negeri yang Dijajah Bangsanya Sendiri
Saya beruntung mendapatkan kesempatan bepergian keliling Indonesia. Dari sekian banyak daerah yg pernah saya kunjungi, pulau timor belum. Saya jg blm pernah kunjungi Bengkulu& provinsi lain seperti maluku utara. Hampir semua daerah yg saya kunjungi kondisinya memprihatinkan. Kota2 di luar jawa, utamanya di indonesia timur jauh dari apa yg saya bayangkan sebelumnya. Ibukota propinsi saja banyak yg tertinggal
Kisah Bocah 10 Tahun yang Menjadi Tukang Tambal Ban Truk
Melihat usianya belumlah pantas jika bocah usia 10 tahun yang masih mungil ini harus membongkar ban sebuah truk untuk ditambal, selain faktor usia faktor kemanusiaanpun rasanya sangatlah kurang pantas, karena seperti halnya bocah seusianya masih harus menuntut pendidikan di sekolah untuk masa depan mereka.
Ironis! Harta Karun Negara Dijual Di Singapura
Hulu pedang emas |
Getirnya Uang Lima Ratus Rupiah (Kisah Ironis)
Anak sekolahan ini memilih ‘kuliah’ di kampus Unhas. Pasalnya ke enam murid ini takut ke sekolah, bukan karena takut akan gurunya, tetapi takut ditagih uang galon Rp.500 (Lima ratus rupiah). Bagaimana saya bisa mendapatkan informasi ini?. Yah, saya iseng wawancara dengan mereka. Mengapa saya wawancarai mereka?. Jawabnya: Karena telah keseringan saya temukan anak-anak ini nongkrong di pelataran parkir kendaraan di kampus saya.
Indonesia Penjual Manusia, Malaysia Memperbudak Manusia
Menanggapi konflik dengan Malaysia, Ketua DPR Marzuki Alie mendukung sikap lunak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Alasannya, dengan bersikap tegas terhadap Malaysia, Indonesia cuma akan mendapatkan harga diri. Sementara ada 2 juta TKI yang harus dilindungi.
Kisah Sri Purwati Diperbudak Selama 25 Tahun
Azan magrib baru saja menjelang di Kota Medan. Sri Purwati alias Butet berjalan tersuruk-suruk, lalu melompati pagar sebuah rumah yang baru ditempatinya enam bulan di Kelurahan Kampung Baru, Medan, itu. Sri menenteng sebuah plastik kresek berisi baju yang baru kering dari jemuran di belakang rumah dan berjalan mengendap-endap menuju sebuah musala tak jauh dari rumah itu.