Setiap hari mungkin wanita tak pernah meleset melakukan ritual
kecantikan di rumah, menggunakan pelembab yang dilengkapi SPF di pagi
hari dan membersihkan wajah plus mengaplikasikan krim malam ketika
hendak tidur.
Juga tak pernah lupa berolahraga agar fisik selalu bugar. Dengan begitu,
para wanita akan tampil prima saat bekerja. Semua itu sudah oke.
Masalahnya, masih ada kebiasaan-kebiasaan kecil yang seringkali terlewat
tapi berpotensi besar merusak penampilan saat kerja. Lihat masalahnya
dan temukan solusinya berikut ini.
Terlalu Lama Terpapar AC
Rasanya, kini hampir tak mungkin gedung perkantoran tidak menggunakan
AC. Artinya, area kerja kita hampir bisa dijamin full AC. Umumnya,
gedung perkantoran menggunakan jenis AC sentral alias pengaturan suhunya
terpusat. Dengan demikian, sulit bagi kita untuk mengendalikan
temperatur atau kadar kelembabannya. Padahal, terlalu lama terpapar AC
berpotensi membuat kulit kering. Meminta AC dimatikan? Wah bisa-bisa,
didemo karyawan lain.
Penggunaan AC membuat kadar kelembaban di dalam ruangan rendah. Kadar
kelembaban yang rendah ini mengakibatkan kulit kehilangan air dan
minyak. Akibat selanjutnya mudah ditebak, yaitu kulit menjadi kering.
Kulit yang kering memiliki kadar kelenjar minyak yang rendah dan
membuatnya menjadi lebih sensitif, sehingga mudah mengelupas dan
merekah.
Solusi :
Paling mudah dan cepat adalah sering-sering mengaplikasikan pelembab
badan. Langkah ini bermanfaat mencegah kadar air yang hilang dan membuat
kulit lembut kembali. Ada beberapa jenis pelembab, yaitu krim dan
lotion. Tingkat perlindungan krim memang lebih tinggi daripada lotion.
Kita perlu rajin-rajin mengoleskan lotion untuk mengurangi kekeringan di
kulit.
Jangan lupakan perlindungan dari dalam. Sudah tahu kulit bakalan menjadi
kering karena AC, ya banyak-banyaklah mengonsumsi air putih. Ini
membantu agar kulit tetap terjaga kelembabannya.
Di sisi lain, sebaiknya hindari konsumsi minuman berkafein. Kandungan
ini memiliki efek diuretik (ingin buang air kecil), sehingga membuat
tubuh dan sel-sel kulit kehilangan cairan dan mineral penting.
Perhatikan pula pola makan Anda. Perbanyak porsi sayuran dan buah serta
seimbangkan asupan protein dan lemak takjenuh, untuk melindungi kulit
Anda.
Salah Postur Tubuh
Meski Anda pekerja kantoran yang bekerja di belakang meja, tidak berarti
100% terbebas dari risiko pekerjaan fisik lho. Nyeri punggung dan sakit
pinggang juga mengancam pekerja kantoran.
Duduk atau berdiri dalam waktu lama dapat menyebabkan nyeri punggung dan
pinggang. Hal ini sering dialami oleh pekerja kantoran yang harus duduk
dari pagi hingga sore untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Bila
gangguan ini berat maka dapat menyebabkan nyeri hebat akibat penjepitan
pada syaraf yang ada di tulang belakang.
Solusi:
Sebelum nyeri keburu datang atau bertambah parah, ayo kita cegah. Posisi
duduk terbaik saat di meja kerja adalah posisi punggung dan leher
sebisanya berada pada satu garis lurus, tidak membungkuk, dan tidak
berlendot malas.
Gunakan kursi dengan penyangga punggung yang pas. Saat mengangkat
barang, jangan dilakukan sambil membungkuk. Lebih baik berjongkok atau
rendahkan posisi tubuh hingga kurang lebih sejajar dengan barang
tersebut, baru diangkat.
Kalau harus berdiri atau duduk dalam waktu lama, usahakan posisi tubuh
kita tegap. Hal ini membantu berat badan terdistribusi secara merata
sehingga tidak akan memberi tekanan berlebihan pada salah satu bagian
tubuh.
Stress Berkepanjangan
Stres membuat kulit mudah bermasalah. Saat sedang stres, kadar homon
kortisol (yang sering disebut hormon stres) meningkat. Hal ini membuat
produksi minyak dalam kulit ikut meningkat, lebih tinggi dari biasanya.
Akibatnya, kulit menjadi lebih berminyak dan mudah timbul masalah kulit.
Nah, ketika pembuangan minyak berjalan tidak sempurna dan menyumbat
pori-pori, saat itulah jerawat muncul.
Stres juga dapat berdampak ke rambut. Dalam kondisi stres, rambut masuk
ke dalam fase kerontokan yang disebut telogen. Telogen effluvium, adalah
masalah kerontokan rambut yang muncul tiga bulan setelah seseorang
mengalami stres berat, entah fisik atau emosional. Masalah ini
sebenarnya sangat umum terjadi. Biasanya, rambut akan tumbuh dengan
sendirinya dalam waktu enam hingga sembilan bulan.
Solusi:
Jangan tambah stres saat mendapati wajah kita tiba-tiba penuh kilap atau
jerawat bermunculan. Kalau ingin kulit dan rambut tetap terlihat sehat
dan cantik dalam situasi kerja seperti apa pun, kita harus mampu
mengendalikan stres. Berolahragalah.
Bisa juga dengan meditasi, latihan pernapasan, dan jangan kurangtidur.
Prakteknya mungkin sulit. Apalagi bila sedang banyak proyek yang membuat
kita harus lembur berhari-hari. Tapi coba usahakan.
Tidur cukup dapat menyeimbangkan kadar hormon kortisol. Bila jerawat
keburu keluar, cari produk yang dapat membantu mengatasinya. Ada jerawat
artinya ada peradangan. Disarankan untuk memilih produk yang mengandung
asam salisilat, timun, chamomile, atau zat besi yang berfungsi sebagai
anti-peradangan.
Sering Bersepatu Hak Tinggi
Apakah kita sudah seperti Carrie Bradshaw di Sex and The City yang
menganggap ‘high heels is my passion?’ Memang sih, sepatu hak tinggi
bisa seketika menyulap penampilan kita menjadi keren atau terkesan
profesional. Namun di sisi lain, sepatu hak tinggi adalah faktor
terbesar penyebab masalah kaki pada wanita.
Kaki yang dipaksa muat pada bagian depan sepatu hak tinggi yang biasanya
sempit (atau runcing), membuatnya menjadi tertekuk dalam posisi yang
tidak alami. Ini yang disebut hammertoe yaitu jari kaki menekuk dan
menekan bagian dalam sepatu. Sakit? Pastinya.
Memakai sepatu hak tinggi terus menerus berarti mengurangi waktu
pertemuan antara tulang tumit dan tanah. Hal ini membuat tendon Achilles
(penghubung antara otot betis dan tulang tumit) tidak dapat meregang
dengan baik, sampai pada titik saat kita tak lagi nyaman mengenakan
sepatu hak datar.
Sepatu hak tinggi juga membuat distribusi berat badan tidak merata
karena tumpuan dibebankan ke bagian depan kaki. Timbul tekanan dan
nyeri. Kondisi macam ini 10 kali lebih umum terjadi pada wanita daripada
pria. Nah lho!
Sepatu hak tinggi yang lebar memang lebih nyaman daripada stiletto (hak
runcing). Sehingga rasanya oke saja dipakai sepanjang hari. Padahal,
sepatu jenis ini lebih besar berpotensi meningkatkan risiko
osteoarthritis di lutut. Ini karena, apapun jenis hak tinggi kita,
semuanya memberikan tekanan yang tidak normal pada lutut.
Solusi:
Menurut studi tersebut, paling baik adalah sepatu hak rendah sekitar 2-4
cm dengan bagian depan persegi atau minimal tidak runcing.
Disarankan untuk mengenakan sepatu hak tinggi hanya pada acara khusus.
Misalnya saat hendak presentasi atau pesta di malam hari. Di acara
keluarga, cukup kenakan sepatu hak rendah.
Kalaupun kita dituntut untuk mengenakannya sepanjang hari, coba
curi-curi waktu sejenak untuk mengistirahatkan kaki, seperti ketika kita
berada di belakang meja dan kaki tersembunyi dari pandangan orang lain.
Sepatu hak tinggi memang mampu mempercantik penampilan. Tapi kalau
akibatnya membuat kaki merana dan memperburuk kesehatan, ya tak mau kan?