Pages

Aksi Memalukan Anak Muda Indonesia di Dunia Maya



Indonesia mungkin sedang berkembang menuju ke arah masyarakat sadar teknologi, terutama teknologi informasi. Dengan proses pengadaan dan biaya internet yang boleh dibilang mulai terjangkau, internet menjadi teknologi yang semakin mudah diakses dan didapatkan. Apalagi, hampir semua jaringan operator telekomunikasi juga menyediakan fasilitas jaringan data untuk para pelanggannya. Salah satu bukti yang paling jelas adalah bagaimana Indonesia tercatat sebagai pengguna situs jejaring sosial dalam jumlah yang masif.

Internet yang terserap cepat ke berbagai lapisan masyarakat memunculkan keterkejutan secara budaya. Dipandang sebagai sesuatu yang bebas, orang terkadang lupa bagaimana dunia maya ini sebenarnya memiliki etikanya sendiri. Spamming menjadi aktivitas yang paling mengganggu secara umum. Bagaimana dengan situs jejaring sosial? Ada begitu banyak peraturan yang seharusnya diikuti untuk membuat layanan ini nyaman untuk digunakan secara bersama. Namun, kebebasan kita sendiri menentukan siapa yang akan menjadi teman menjadi solusi terbaik untuk menyeleksi hal tersebut. Lain halnya jika yang kita lakukan mulai memalukan nama bangsa dan negara.

Hal yang saya rasakan adalah MIRIS ketika mendapatkan informasi ini dari seorang teman. Berbagi dari informasi yang tersebar di salah satu forum ternama Indonesia, Kaskus, ada sebuah fenomena yang cukup memalukan untuk diperhatikan. Sekelompok fans berat boyband Indonesia (yang tidak mungkin saya sebutkan di sini) mulai memperlihatkan aktivitas dunia maya tanpa etika. Melalui situs jejaring sosial, berbagai spamming dihadirkan untuk memuja salah satu anggota band tanpa memperhatikan tempat yang semestinya.

Bayangkan saja. Hanya karena memiliki nama yang sama, salah satu industri fashion terkemuka Prancis dan beberapa band dari luar negeri terus-menerus mendapatkan spam wall di situs jejaring sosial, Facebook. Bagian paling memalukan? Remaja-remaja Indonesia-lah yang melakukannya. Dengan tanpa memperhatikan keterangan fan page yang dituju, mereka terus melempar komentar dan memuja membabi buta tanpa arah. Padahal, fan page yang dituju bukanlah boyband yang mereka inginkan. Namun, seolah tidak peduli, komentar-komentar tersebut terus hadir tanpa batas.

Sebenarnya, ada beberapa usaha klarifikasi yang berusaha dilakukan oleh situs terkait. Bahkan, ada beberapa yang dengan jelas menuliskan, “Kami bukan Boyband Indonesia yang Anda cari” hingga “Kami bukan band Indonesia, jadi berhentilah melakukan spam” untuk menghentikan kegilaan ini. Lagi-lagi segala macam upaya tidak membuahkan hasil, semua komentar pemujaan itu terus hadir sehingga tak ubahnya sebuah aliran spam yang sulit dihentikan. Remaja-remaja Indonesia ini membawa nama buruk bagi negara dan bangsa atas kelakuan yang cukup “barbaric” di dunia maya ini.

Saya sendiri tidak habis pikir bagaimana kejadian seperti ini dapat terjadi. Apakah karena tidak membaca keterangan jelas fan page yang dituju? Apakah mereka fans dengan fanatisme yang berlebihan? Atau untuk menghemat pengunaan data di seluler, mereka hanya memunculkan tulisan tanpa gambar? Apa pun itu, kita harus mulai berusaha untuk mengedukasi mereka tentang etika berjejaring sosial yang baik. Lakukan sesuatu di tempatnya, tepat, proporsional, dan membuat orang lain tetap nyaman mungkin menjadi poin yang harus diperhatikan.

Bukan bermaksud menggurui. Saya hanya berusaha menangkap fenomena yang terjadi di masyarakat. Jangan pula berpikir ada kebencian yang berusaha ditebar di sini karena ini adalah fakta. Jangan salah, saya sendiri adalah fans berat dari Morgan, the biggest fan ever! Mmmmm.. we are talking about Morgan Freeman, right?


SUMBER