Pages
▼
Kisah Penderita Kusta yang Terasingkan
Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin kisah ini sesuai dengan yang dialami seorang penderita kusta di Rembang, Jawa Tengah. Setelah jari tangan dan kakinya putus, kini dia harus berjuang sendirian karena keluarga mengasingkannya.
Pria tersebut bernama Imam rosyidi (56) warga Desa Pacing, Kecamatan Sedan, Rembang. Dia kini tinggal seorang diri di sebuah gubuk kawasan hutan kebun jati yang agak jauh dari pemukiman penduduk.
Nahasnya, tempat yang didiami milik orang lain. Dia menumpang di sebidang tanah milik seorang warga yang merasa simpati melihat penderitaan Imam yang tetap semangat menjalani hidup.
Imam sudah lebih dari 20 tahun menderita penyakit kusta. Keterlambatan penanganan, mengakibatkan jari tangan dan kaki nyaris hilang. Semua karena dipicu kondisi ekonomi yang pas-pasan.
Sang istri yang seharusnya menjadi pendamping setia, memilih untuk berpisah dan meninggalkannya. Sedangkan kedua anaknya sudah tidak pernah datang lagi.
Demi menyambung hidup, Imam mengisi waktu dengan membuat alat-alat pertanian. Hanya itu yang bisa dia lakukan, karena untuk berjalan kaki saja susah.
Untuk menghilangkan rasa sakit akibat penyakit menahun yang diderita, Imam harus meminum obat puyer. Bahkan dalam sehari, pria ini bisa menghabiskan lima bungkus.
Perlakuan warga sekitarpun beragam, banyak yang mengucilkan tapi ada pula yang mencurahkan perhatian dengan memberi bantuan makanan.
Hidup di bawah belas kasihan orang lain, membuat Imam selalu berusaha agar tidak membebani mereka. Meski kecil, dia ingin keberadaannya memberikan manfaat untuk sesama hingga maut datang menjemput.