Pages

5 Tips Backpacking ke Singapura



Tahun lalu Indonesia mendapat hadiah akhir tahun berupa kenaikan investment grade. Ini bukti kemajuan negara kita yang kian hari kian berkembang. Hal ini tentu akan berpengaruh pula pada tingkat konsumerisme warga kita, dan salah industri yang turut menggeliat adalah industri pariwisata. Singapura bisa dijadikan pilihan destinasi wisata favorit, karena memang dapat dijangkau dengan pesawat atau transportasi air yang murah, mudah dijangkau, dan terlebih lagi banyak pilihan ODTW (Objek dan Daya Tarik Wisata) yang bisa dijadikan pilihan, mulai dari ODTW yang bersifat sains dan ilmiah, seperti Singapore Science Center, hingga yang bersifat historikal seperti misalnya National Museum of Singapore.

Sayangnya, berwisata ke Singapura harus merogoh kocek lebih dalam, mengingat Singapura adalah negara maju yang untuk sekali makan kisaran harga termurah adalah sekitar USD 3. Ini berarti butuh sekitar Rp 70 ribu per hari untuk bisa hidup di sana.

Untuk menyiasati mahalnya biaya hidup di Singapura, maka bepergian dengan gaya ransel atau backpacking bisa menjadi opsi menarik. Sebagai orang Indonesia yang berbudaya khas Indonesia, ada penyesuaian yang perlu dilakukan agar tidak mengalami culture shock. Berikut 5 tips untuk bertahan hidup dan sekaligus menikmati wisata ke Singapura

Berhubung Singapura adalah negara yang sangat ketat aturan, sementara values seorang backpacker cenderung bebas, maka ada baiknya untuk browsing di internet tentang peraturan unik apa saja yang berlaku di Singapura, seperti misalnya dilarang membawa Durian di dalam MRT, dan lain-lain.
Siapkan uang receh dalam mata uang Singapore Dollar karena akan digunakan untuk berbelanja, ataupun sekadar untuk membayar tiket MRT.

Pilihlah tempat makan yang berada di luar daerah wisata. Jika Anda berencana berkunjung ke Universal Studios Singapore, maka sebaiknya makanlah terlebih dahulu sebelum berangkat, atau siapkan bekal untuk dibawa, agar tidak perlu membeli makan on the spot. Harga makanan dan minuman yang dijual di venue bisa dua kali lipat lebih mahal, dengan menu yang sama.

Pilihlah makanan yang telah tersaji atau di-display. Menu makan yang cepat saji, selain lebih cepat dan praktis, cenderung lebih murah dibandingkan makanan yang dibuat ketika dipesan. Ini karena sumber daya manusia di Singapura sangtlah dihargai dan mereka dibayar mahal untuk sekedar membuat makanan.

Berlatihlah berjalan cepat agar tidak mengganggu ritme berjalan kaki orang Singapura yang relatif lebih cepat dari orang Indonesia. Ada yang bilang, jika Anda melihat seseorang berjalan lambat di lorong stasiun MRT, maka kemungkinan orang itu adalah orang Indonesia. Anda hanya perlu membuktikannya dengan menegur dan mengajaknya berbicara dalam bahasa Indonesia. Rasa persaudaraan di negeri orang pun tentunya akan lebih tingi, dan kemungkinan memperoleh guide gratis atau kamar tempat menumpang bermalam bagi seorang turis backpacker akan sangat menguntungkan.

Selamat mencoba dan jangan ragu belajar dari Singapura! Akan ada banyak hal yang bias diambil dari kemajuan Singapura, dan ada banyak hal yang bisa kita syukuri sebagai orang Indonesia sekembalinya dari sana.