Pages

Tips Belanja Aman Di Internet



http://stickseries.com/wp-content/uploads/2011/04/online_shopping-2.jpg
Saat ini banyak ibu rumah tangga atau pekerja kantoran memiliki usaha sampingan berjualan via Internet. Berbagai sarana bisa dimanfaatkan dalam saluran ini, mulai dari website atau blog sendiri, situs jual beli, kaskus, hingga yang paling familiar, Facebook.

Sayangnya, tidak semua orang merasa nyaman bertransaksi online. Sebagian orang masih merasa khawatir dengan keamanan dan sistem transaksinya, sementara yang lainnya pernah memiliki pengalaman buruk.

Bintang Marisi Butar-Butar, Corporate Communications PT Djarum mengaku dirinya jera membeli barang via Internet karena pengalaman yang mengecewakan dari transaksi yang dilakukan pekan lalu.

Banyaknya tawaran barang di Facebook, akhirnya dia membeli sling bag buat jalan ke mal atau jalan santai. Tertarik karena modelnya bagus dan harganya relatif murah, hanya Rp65.000 termasuk ongkos kirim dari tempat si penjual di Jogja.

“Bila sesuai dengan apa yang saya lihat sih murah, namun ketika barang tersebut tiba yang ada hanya kecewa dan kapok, karena sling bag tersebut jauh berbeda dengan gambar postingan penjual, kualitasnya pun mengecewakan,” ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Pengalaman ini membuatnya kecewa dan memutuskan tidak membeli barang secara online untuk sementara waktu. Bintang awalnya tertarik belanja via Facebook melihat beberapa temannya yang hobi belanja online dan tidak pernah komplain terhadap hasil belanjaannya.

Pengalaman berbeda dirasakan oleh Kartika Ayuningtyas, karyawati sebuah perusahaan di kawasan Rasuna Said.

Dia menghabiskan sebagian besar waktu luangnya di depan komputer kantor sembari melakukan pekerjaan untuk mengecek beberapa situs jual beli dan penawaran dari belasan toko online yang ada di akun Facebook miliknya.

“Saya hobi hunting barang di Internet, praktis, cukup buka akun Facebook sekalian bersosialisasi dengan teman-teman, pilih barang yang disukai, bayar transfer via mobile banking. Terakhir, tinggal tunggu barang diantar langsung ke kantor atau rumah,” ujarnya.

Pengalamannya berburu barang di Facebook dimulai ketika melahirkan anak pertama, saat itu Kartika lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah menjaga buah hati. Belanja kebutuhan bayi seperti baju pun dilakukan online via Facebook.

“Sempat merasa ketipu karena kualitas barang tidak sesuai penawaran. Saya jadi belajar untuk lebih selektif, minimal mencari rekomendasi teman tentang satu toko online yang barang jualannya sedang saya taksir,” ujarnya.

Ituk Andyka, salah satu penjual barang di www.kaskus.us dengan akun reongbali mengatakan dirinya mulai jualan di kaskus setelah beberapa kali menjadi pembeli di situs komunitas yang kini menjadi salah satu tempat jual beli online terbesar di Indonesia.

“Awalnya ketika masih tinggal di Bali saya tertarik dengan gadget, mau cari iPhone, tapi dana terbatas. Ketika bertanya pada seorang kenalan direkomendasikan untuk mencarinya melalui kaskus,” ujarnya.

Saat itu dirinya cukup berani mengambil risiko tertipu karena dirinya percaya dengan si penjual dan langsung transfer ke rekening penjual. Untungnya, penjual yang dipilih terpercaya dan mengirimkan barang sesuai dengan spesifikasinya.

Beberapa kali membeli barang di kaskus, Ituk memberanikan diri berjualan barang di forum tersebut, mulai dari aksesoris kamera, ponsel pintar seperti BlackBerry, hingga iPad pernah ditawarkannya dan laku terjual.

Tip berbelanja


Baginya, ada beberapa trik yang bisa dilihat calon pembeli untuk mengetahui penjual yang serius dan tidak berniat menipu. Penjual serius akan menawarkan rekening bersama kepada calon pembeli dari luar kota tempatnya berada.

Rekening bersama adalah orang atau pihak ketiga yang dipercaya untuk memegang uang sementara oleh pembeli dan penjual. Begitu barang tiba di tangan pembeli, baru rekening bersama mengirimkan uangnya kepada penjual.

Di kaskus ada beberapa rekening bersama terpercaya. Biasanya dia mencantumkan nama lengkap dan nomer rekening yang digunakan, serta banyak memiliki testimoni positif dari orang yang pernah memakai jasanya.

Penjual serius juga akan menawarkan calon pembeli untuk cash on delivery (COD), dimana mereka menyepakati lokasi dan waktu untuk bertemu sehingga calon pembeli bisa melihat langsung barang yang dijual tanpa harus membayarkan uang muka sebelumnya.

Ituk mengaku selama ini dirinya selalu berusaha menjaga kesopanan, etika dagang, dan menawarkan dua skema tersebut sehingga pembeli percaya kepadanya. Foto barang yang sebenarnya juga menjadi ukuran keseriusan penjual.

“Penjual juga harus menyampaikan dengan jujur jika ada kekurangan dari barang yang di jual serta alasan mengapa barang tersebut mau di jual. Seperti jual BlackBerry pernah kena air dijual karena butuh uang atau bantu teman jual barangnya,” ujarnya.

Sebagian besar barang dagangannya berasal dari teman yang memintanya menjualkan barang  karena berbagai alasan.

Dia menambahkan penjual nakal biasanya tidak basa-basi dan relatif memasang harga hingga setengah dari harga pasar. Hal tersebut harus dicurigai, selama ini cukup banyak juga orang tertipu, seperti penawaran beli Galaxy Tab murah separuh harga.

“Jika jauh selisihnya dan tidak realistis, mending jangan transaksi. Berbisnislah dengan yang sudah kenal atau rekomendasi teman yang sudah berbisnis sebelumnya dan aman. Khusus di Facebook, jangan lupa cek domisili toko, riil atau fiktif,” ujar Ituk.

American Bar Association memberikan beberapa petunjuk bagi pengguna Internet untuk berbelanja online dengan aman, salah satunya bersikaplah curiga jika harga yang ditawarkan terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

"Selalu bandingkan satu situs atau satu penjual dengan penjual lainnya. Mungkin sedang ada harga promosi, namun biasanya hanya untuk satu jenis produk saja," seperti dikutip dari www.safeshopping.org.