Pages
▼
Kisah Pensiunan Guru yang Tetap Mengabdikan Hidupnya untuk Mengajar
Seorang pensiunan guru yang sudah tua, menggebu-gebu mengungkap semangat juangnya. Membuka mata kita mengenang kembali jasa para pahlawan.
"Saya sudah berhenti mengajar di sekolah, tapi saya tetap mengajar di terminal di stasiun, dan tempat umum lainnya. Saya mengajarkan kepada anak jalanan," tutur pensiunan guru salah satu sekolah di Jakarta, Amir Hamzah.
Hal itu disampaikannya dalam Polemik Sindo Bertajuk "Apa dan Siapa Pahlawan", di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat.
Baginya seorang guru tak pernah pensiun. Guru mengajar seumur hidupnya, membagi ilmu kepada murid-muridnya. Karena itulah ia masih terus berkeliling di stasiun dan terminal di Jakarta mengajarkan ilmu kepada anak yang kurang beruntung.
"Guru tak pernah pensiun, guru selamanya tetap menjadi guru, tidak ada pensiunan guru. Saya mengajar sampai akhir zaman, long life education," ucap kakek berusia hampir 65 tahun ini sambil memegang mikrofon dengan tangan bergetar.
Bagi anggota Komisi X DPR, guru adalah seorang pahlawan. Namun memang kini sulit memisahkan siapa pahlawan yang sebenarnya.
"Pahlawan ada banyak di Indonesia. Kita memiliki guru, kita memiliki TKI, mereka semua adalah pahlawan. Pahlawan adalah orang yang berbakti kepada bangsa, menebar kebaikan untuk bersama," tutur anggota Komisi X DPR, Reni Marlinawati, dalam forum yang sama.
"Apakah rakyat Indonesia sudah mendapatkan hak-haknya? Apakah sudah mendapatkan hak pendidikan? Kesehatan? Belum, itu semua belum diperoleh rakyat Indonesia. Tingginya anggaran pendidikan tidak meningkatkan mutu pendidikan," lanjutnya.
Karena itu ia berharap pemerintah kian memperhatikan peningkatan mutu pendidikan. Para guru pun dapat bekerja lebih giat mencerdaskan bangsa.
"Karena maju mundurnya suatu bangsa karena masalah pendidikan. Tanpa meningkatkan mutu pendidikan," tuturnya.